JAKARTA - Ribuan tenaga honorer yang berunjukrasa di depan
Istana Merdeka memiliki empat tuntutan terhadap pemerintah pusat.
Tuntutan ini sebenarnya bukan kali pertama disuarakan
honorer di hampir seluruh wilayah Indonesia ini. Mereka mengaku tak
bosan-bosannya menuntut hal yang sama pada pemerintah dari tahun ke tahun.
Menurut Ketua Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI)
Mukhlis Setiabudi yang turut berorasi, permintaan pertama yang harus dijalankan
pemerintah adalah membuat database honorer seluruh Indonesia sampai masa kerja
31 Desember 2012 di BKN secara transparan.
"Ini artinya masalah honorer dan carut marutnya
rekrutmen hari ini adalah kesalahan pemerintah di masa lalu, sehingga ada
honorer yang tercecer," ujar Muchlis dalam orasinya depan silang Monas,
Jakarta Pusat, Rabu, (26/2).
VIDIO DEMO PARA GURU HONORER TGL 26 Pebruari 2014
Menurutnya, telah ditawarkan pada pihak pemerintah agar seluruh tenaga honorer dipandang sama di mata hukum dan mempunyai kesempatan yang sama menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Dalam hal ini mereka menolak pengkategorian K1, K2, dan nonkategori.
"Ini harus didorong dengan rasa keadilan melalui
masa kerja (TMT) dan umur kritis. Seluruh honorer harus didatabasekan,"
sambungnya.
Tuntutan kedua, lanjutnya, pemerintah diminta segera
tuntaskan honorer menjadi CPNS sesuai database baku BKN yang dipublikasikan ke
seluruh Indonesia berdasarkan masa kerja dan usia kritis.
Menurutnya, pengkategorian yang selama ini dilakukan
menimbulkan gejolak di daerah. Selain itu, banyak instansi yang mempekerjakan
tenaga honorer dengan data yang palsu.
"Untuk meminimalisir hal itu dan menghilangkan
pemalsuan dokumen digunakan cara nominatif masa kerja yang lebih lama dan usia
kritis demi keadilan," kata Muchlis.
Tuntutan ketiga, pemerintah diminta lakukan pengangkatan
maupun penyelesaian honorer dimulai pada tahun ini. Diharapkan, kata dia, data
pada Pemkab, Pemprov dan instansi terkiat lainnya baik pusat maupun daerah
dilebur menjadi satu menjadi database permanen dan ditingkatkan menjadi CPNS
mulai tahun 2014.
"Tidak ada alasan lagi untuk dihambat lagi tahun
ini," serunya dan disambut sorak sorai oleh seluruh honorer yang
berunjukrasa.
Tuntutan terakhir adalah meminta pemerintah
membatalkan CPNS atau tenaga honorer yang terbukti memanipulasi data. Juga
diminta mengusut tuntas oknum pegawai/pejabat yang terlibat berdasarkan laporan
masyarakat.
"Segera pidanakan oknum pegawai yang memalsukan
dokumen atau tenaga honorer yang bersangkutan peran aktif palsukan data
dirinya," tegasnya. (flo/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar