Membuka Lembaran Tahun 80an,Seorang Penulis Buku Bahasa Indonesia – Ini Budi. Ini Ibu Budi. Ini Bapak Budi. Ini Wati Kakak Budi. Ini Iwan Adik Budi. Bagi teman2 yang duduk di bangku pendidikan sekolah dasar pada masa itu dan sampai dengan masa pertengahan tahun 90an, di kelas satu SD tidak akan pernah terlupakan tentang mata pelajara Bahasa Indonesia tersebut. tekhnik dan metode yang di terapkan langsung menggunakan gambar sebagai alat peraga, yang di sebut Struktur Sinyesis ( SAS ) sehingga mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi menyenangkan di kalangan anak2. Penulis Buku Bahasa Indonesia adalah : Siti Rahmani Rauf, wanita asal Sumatera Barat yang menciptakan metode SAS dalam pelajaran Bahasa Indonesia kelas satu. pada awal tahun 1980 mencipkatan metode Tersebut, setelah Beliau Pensiunan Guru.Usianya yang sudah menginjak angka 96, membuatnya kesulitan untuk mengingat sejarah penciptaan metode SAS. Salah satu hal yang diingatnya, dia diminta membuat metode SAS oleh rekannya, yang juga seorang guru.
“Wah, nenek agak lupa. Yang nenek ingat, waktu itu metode itu belum ada,”
ujar Rahmani Rauf kepada merdeka.com saat ditemui di rumahnya di kawasan
Petamburan, Tanah Abang,Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Anak nomor enam Rahmani Rauf, Kamerni Rauf menjelaskan, saat itu buku
peraga belum ada, namun buku paket Bahasa Indonesia telah ada. Buku peraga
diperlukan untuk mempermudah dalam membaca dan menulis.
“Jadi buku paket ‘Ini Budi’ sudah ada. Si Budi itu bukan mami yang buat.
Yang belum ada itu buku peraga membacanya,” kata Kamerni ketika dihubungi
merdeka.com.
“Buku peraga Ini Budi dibuat sekitar 80-an,” kenang Erni.
Kamerni menjelaskan, ibunya, Rahmani Rauf ditawarkan mengerjakan buku
peraga oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Rahmani Rauf yang mendapat
tawaran ini langsung mengiyakan.
“Waktu itu mami langsung mengiyakan. Waktu ngerjain buku peraga itu, mami
sudah pensiun mengajar,” jelas Erni.
Erni menambahkan, saat mengerjakan buku peraga ‘Ini Budi’, dirinya telah
menjadi seorang guru. Menurutnya buku peraga itu sangat membantu murid cepat
membaca.
“Bukan karena mami saya yang membuatnya ya, jadi saya bilang seperti itu.
Hal itu saya dapat dari pengalaman saya mengajar kelas 1SD selama 37 tahun,”
ujar Erni.
Di luar dugaan, buku peraga ‘Ini Budi’ sukses dan diminati banyak
sekolah, tidak hanya di Jakarta, juga di kota lain di Indonesia. Oleh penerbit,
Rahmani Rauf kemudian diberangkatkan haji.
“Mami tahun 86 diberangkatin haji sama penerbit. Waktu buat buku peraga
itu, mami tidak pernah minta bayaran. Mami mau ngerjakan proyek itu karena
kecintaannya pada dunia pendidikan,” ujar Erni.(rz/merdeka)
0 komentar:
Posting Komentar