ARTIKEL
METODE PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS PENDEKATAN MULTIKULTURAL
Samsul Bahri
SD Negeri Muka Sungai Kuruk,
Jalan Sungai Kuruk Desa Muka Sungai Kuruk,
Seruway, Aceh
Tamiang 24473,
Aceh
1. METODE TESTIMONI
A. Deskripsi
Ada kecendrungan dewasa ini untuk kembali
pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan
alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang
dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada
penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek
tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka
panjang
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning /CTL) merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer
pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
daripada hasil
B. Langkah-langkah
1.
Appersepsi (Absen, Motivasi dan Instruksi awal, pretest).
2.
Pengamatan Tekstual (tadarus Al Quran yang berhubungan
dengan materi).
3.
Pengamatan kontekstual (video pembelajaran terkait tema).
4.
Menulis bebas di kertas kerja (siswa tidak perlu menulis
identitas, namun sudah diberi kode yang hanya diketahui guru) yang telah di
sediakan tentang pengalaman pribadi yang terkait dengan materi yang realistis
dan kontekstual.
5.
Guru membagi kelompok dengan cara hitung deret angka 1 – 6,
kemudian di ulangi kembali sampai siswa habis.
6.
Kemudian siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing
berdasarkan angka yang sama.
7.
Guru mengumpulkan kertas kerja testimoni perkelompok
kemudian guru mendistribusikan kertas kerja tersebut kepada kelompok lain.
8.
Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk mencermati,
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan testimoni kelompok lain. Klasifikasi
dibuat dalam bentuk kata kunci yang dibatasi jumlahnya baik kelebihan,
kekurangan, maupun tantangan serta solusi atau saran pemecahan masalah pada
kertas plano yang sudah disediakan. Klasifikasi dapat ditambahkan gambar maupun
simbol yang relevan.
9.
Masing-masing kelompok menempelkan pekerjaannya
di dinding atau papan tulis kemudian presentasi secara bergiliran dan diberikan
kesempatan untuk tanya jawab.
10.
Guru yang telah membuat catatan-catatan dari masing-masing
kelompok, kemudian memberikan penguatan dari seluruh aspek (keaktifan siswa
ketika diskusi, pembuatan map dan gambar, penulisan komentar, presentasi, dan
tanya jawab, serta yang terkait dengan konten materi).
C. Kegunaan
- Seluruh siswa jujur menyampaikan hal-hal yang terkait dengan
dirinya dan kehidupannya
- Menghargai keterbukaan, menerima perbedaan, menerima kenyataan
tentang ketidaksempurnaan
- Belajar menyelesaikan masalah
- Menumbuhkan toleransi dan kebersamaan
- Perduli dengan kekurangan orang lain
- Kerjasama, interaktif, komunikatif, informative,
- Kerja sama, tanggungjawab, berbagi tugas, kreativitas dan
saling memotivasi
- Keberanian mengemukakan pendapat, berargumentasi dengan baik
- Siswa aktif, konsisten dengan waktu, merencanakan
- Kreatif, mengkomunikasikan ide, pembuatan produk
- Membangun kesadaran untuk bersyukur atas apa yang sudah di
miliki
- Membangun kesadaran untuk bersabar atas segala harapan yang
belum terwujud
- Membangun kesadaran ingin menjadi anak yang lebih baik, belajar
sungguh-sungguh, dan menggapai cita-cita setinggi mungkin
- Hasil akhir adalah perubahan sikap
D. Contoh
Metode pembelajaran ini dapat
diimplementasikan pada materi akidah dan akhlak seperti : menuntut ilmu,
menghindarkan diri dari pergaulan bebas dan perbuatan zina, hormat dan patuh
terhadap orang tua dan guru, dll.
E. Kiat Sukses
- Guru harus ekstra sabar memberikan penjelasan instruksi awal
(scenario pembelajaran)
- Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan masing-masing
kelompok
- Menyediakan media dan alat yang di butuhkan
- Setting kelas di siasati berlangsung cepat
- Guru memberikan motivasi, dan saran
2.
METODE BERMAIN PERAN
A. Diskripsi
Metode bermain peran adalah metode dengan cara memberikan peran-peran
tertentu atau serangkaian situasi belajar kepada murid dalam bentuk
keterlibatan pengalaman sesungguhnya yang dirancang oleh guru dan
didramatisasikan peran tersebut ke dalam sebuah pentas.
B. Langkah-langkah
1)
Persiapan
kelompok :
a.
Mengidentifikasi dan memaparkan masalah
b.
Menjelaskan masalah
c.
Menafsirkan masalah
d.
Menjelaskan bermain peran
2)
Memilih
partisipan :
a.
Menganalisis peran
- Memilih
pemain yang akan melakukan peran
3)
Mengatur
setting :
a.
Mengatur sesi-sesi tindakan
b.
Kembali menegaskan peran
c.
Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah
4)
Mempersiapkan
peneliti :
a.
Memutuskan apa yang akan dicari
b.
Memberikan tugas pengamatan
5)
Pemeranan
:
a.
Memulai bermain peran
b.
Mengukuhkan bermain peran
c.
Menyudahi bermain
peran
6)
Berdiskusi
dan mengevaluasi
a.
Mereview pemeranan
b.
(Kejadian, posisi, kenyataan)
c.
Mendiskusikan fokus-fokus utama
d.
Mengembangkan pemeranan selanjutnya
7)
Memerankan
kembali :
a.
Memainkan peran yang diubah,
b.
Memberi masukan atau alternatif
c.
Perilaku dalam langkah selanjutnya
8)
Diskusi
dan evaluasi : Sebagaimana dalam tahap enam
9)
Berbagi
dan menggeneralisasi Pengalaman
Menghubungkan situasi yang
bermasalah dengan kehidupan di dunia nyata serta masalah-masalah yang baru
muncul. Menjelaskan prinsip umum dalam tingkah laku.
C. Kegunaan
Bermain peran dapat memberikan semacam hidden practise, dimana murid tanpa
sadar menggunakan ungkapan-ungkapan atau istilah-istilah baku dan normatif
terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari.
Bermain peran melibatkan jumlah murid yang
cukup banyak, cocok untuk kelas besar. Bermain peran dapat memberikan kepada
murid kesenangan karena bermain peran pada dasarnya adalah permainan. Dengan
bermain murid akan merasa senang karena bermain adalah dunia murid. Masuklah ke
dunia murid, sambil kita antarkan dunia kita.
D. Contoh
Metode bermain
peran dapat diterapkan pada materi ranah sejarah, akhlak mulia fiqh muamalat.
E. Kiat Sukses
1.
Untuk peserta didik yang pertama kali belajar dengan role
playing, guru perlu memberikan penjelasan secara sederhana tentang
cara-cara penggunaannya.
2. Masalah dan situasi yang
akan didramatisasikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan murid agar
menarik perhatiannya.
3. Guru perlu memberikan
penjelasan tentang situasi yang akan didramatisasikan seperlunya.
4.
Guru harus menegaskan peranan peserta didik yang tidak ikut
dalam dramatisasi atau sebagai penonton (pendengar) yang akan ikut serta dalam
diskusi.
5.
Pada
situasi dramatisasi sampai pada puncaknya, guru harus menghentikannya dan
memulai diskusi. Dramatisasi tidak perlu sampai pada kesimpulan akhir dari
masalah yang dihadapi, karena akan dilanjutkan dalam diskusi. Dalam diskusi
semua peserta didik dengan bimbingan guru harus sampai pada kesimpulan dari
pemecahan masalah yang timbul selama dramatisasi.
3.
THINK,
PAIR AND SHARE
A.
Deskripsi
Metode Pembelajaran Think, Pair,and Share
(TPS) melatih siswa bagaimana mengutarakan sebuah pendapat dan belajar
menghargai pendapat orang lain dengan tetap mengacu pada materi/tujuan
pembelajaran. Metode ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat
suatu informasi, siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling
menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.
Selain itu, penggunaan metode pembelajaran Think,Pair, and Share (TPS) dapat
memperbaiki rasa percaya diri siswa karena semua siswa diberi kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam kelas.
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam metode pembelajaran
Think,Pair, and Share (TPS) adalah sebagai berikut:
1)
Langkah 1 : Berfikir (Thinking)
a.
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaitkan
dengan materi
b.
Guru meminta siswa
menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri jawaban atas pertanyaan
atau masalah yang diberikan. ( 5’)
c.
Siswa menuliskan jawabannya di kertas yang telah disediakan
(2’)
2)
Langkah 2 : Berpasangan (Pairing)
a.
Guru meminta siswa untuk berpasangan, maksimal 6 siswa per
kelompok
b.
Siswa secara bergantian menyampaikan ide atau gagasannya
atas pertanyaan atau masalah (10’)
c.
kelompok tersebut menyimpulkan gagasan baru dari hasil
diskusi ( 10’) dan dituliskan di kertas
plano berupa kata kunci yang dibatasi dan dengan gambar atau simbol
3)
Langkah 3 : Berbagi (Sharing)
a.
kelompok Siswa mempresentasikan hasil kesimpulan gagasan atau idenya di depan
kelas, ( tiap kelompok 5’).
b.
Kelompok lain memberikan tanggapan .
c.
Guru memberikan penguatan dan motivasi sesuai content
C. Kegunaan
1)
Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar.
2)
Melatih siswa untuk menyampaikan pendapat atau ide.
3)
Melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain
4)
Meningkatkan rasa percaya diri siswa
5)
Meningkatkan daya berpikir siswa untuk memecahkan masalah
6)
Meningkatkan keaktifan siswa untuk terlibat dalam
pembelajaran
D.
Contoh
Metode
ini dapat dipraktekkan pada seluruh aspek pembelajaran PAI, yang meliputi al
Quran, akidah, akhlak, fiqih, dan tarikh.
Contoh
: asbabun nuzul ayat, kejujuran, hormat pada orang tua, indahnya beriman kepada
Allah, Materi sholat, dll.
E. Kiat Sukses
1. Guru
harus memiliki kemampuan untuk mengelola kelas dan memotivasi seluruh siswa
untuk berani dalam
menyampaikan gagasan ide.
2. Topik
yang dibahas adalah topik yang kontekstual yaitu permasalahan yang ada di
sekitar siswa.
3. Reward
bagi siswa / kelompok yang aktif.
4. MAKE A MATCH
A.
Deskripsi:
Make a match (mencari pasangan) adalah
model pembelajaran pembelajaran dengan mencari pasangan melalui kartu
pertanyaan dan jawaban yang harus ditemukan dan didiskusikan oleh peserta
didik. Model ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994)
dalam bukunya Language Arts and Cooperative Learning Lessons for The Little One. Inti dari model tersebut bagaimana peserta didik
dapat mencocokkan kartunya dalam waktu yang telah ditentukan.
B.
Tahapan:
- Guru menyampaikan kompetensi siswa
- Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
- Guru menjelaskan tahapan make a
match.
- Guru
menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
- Setiap siswa
mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
- Tiap siswa
memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa
mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang
kartu yang bertuliskan nama Asmaul
Husna akan berpasangan dengan deskripsinya.
- Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan makna kartu kepada
pasangan.
- Setiap siswa
yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
- Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
- Setiap
pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan mereka, sementara
kelompok lain memperhatikan dan
memberikan tanggapan dan koreksi.
- Siswa membuat kesimpulan dari hasil yang dipresentasikan.
- Setelah satu
babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
- Penguatan oleh guru
- Tugas
C.
Kegunaan:
1.
Penguasaan dan pemahaman suatu konsep bisa lebih cepat
2.
Suasana menyenangkan
3.
Siswa belajar aktif
4.
Guru sebagai pembimbing/fasilitator
5.
Dapat mengidentifikasi permasalahan
6.
Meningkatkan antusiasme dalam pembelajaran
7.
Mengenal karakter siswa lain
8.
Mengembangkan kemampuan berpikir
9.
Memotivasi siswa untuk saling membantu
10.
Menumbuhkan rasa tanggung jawab
11.
Meningkatkan keterampilan sosial
12.
Meningkatkan keterampilan bertangan dan menyelesaikan
suatu masalah
13.
Mengembangkan bakat kepemimpinan
14.
Meningkatkan keterampilan berdiskusi
15.
Meningkatkan kreatifitas siswa
16.
Menghindari kejenuhan
D. Contoh
- Guru menyampaikan kompetensi siswa tentang makna asma’ul husna al Kariim, al Mu’min, al-Matiin,
al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir
2.
Guru menjelaskan tahapan kegiatan pembelajaran.
3.
Guru menjelaskan tahapan make a match.
- Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
tentang makna, dalil naqli, nilai perilaku yang dapat diterapkan dalam
kehidupan yang berkaitan dengan asma’ul husna al Kariim, al-Mu’min,
al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan al-Akhiir untuk sesi review, satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
5.
Setiap
siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
6.
Tiap siswa
memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
- Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok tentang makna
asma’ul husna al Kariim, al-Mu’min, al-Matiin, al-Jaami’, al-‘Adl, dan
al-Akhiir nama Asmaul Husna akan berpasangan dengan deskripsinya.
- Berhadapan dengan pasangan dan menjelaskan
makna kartu kepada pasangan.
- Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin.
- Guru menunjuk pasangan untuk presentasi.
- Setiap pasangan mempresentasikan secara bergiliran hasil temuan
mereka, sementara kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan dan koreksi.
- Siswa membuat
kesimpulan dari hasil yang
dipresentasikan.
- Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
- Penguatan oleh guru
- Tugas
E. Kiat Sukses
- Sebaiknya dibuat alat
atau media pembelajaran (kartu, ICT, puzzle)
- Kolaborasikan dengan
permainan.
- Posisi tempat duduk
diatur berkelompok.
5.
Metode
Expert Group
A.
Deskripsi
Metode
Expert Group adalah metode
pembelajaran melalui pembentukan kelompok peserta didik yang berperan sebagai
ahli dalam materi yang akan dibahas.
Materi
pelajaran yang paling cocok dilaksanakan melalui Metode Expert Group adalah materi yang mengandung unsur perbedaan atau
pembagian misalnya Prinsip dan praktek ekonomi Islam (perbedaan strategi antar
bank Islam), Sejarah Peradaban Islam (perbedaan prinsip dan strategi antar
kerajaan Islam).
B. Tahapan
1.
Guru memberikan pendahuluan (sekitar 10 menit) mengenai
Euthanasia
2.
Pembagian kelompok peserta didik Expert; dilakukan dengan
cara mempersilahkan 2 orang peserta didik mewakili gereja tertentu (ada 4
gereja) sehingga jumlah peserta didik Expert menjadi 8 orang. (8 menit)
3.
Guru memberikan 4 amplop yang berisi rangkuman pendapat
masing-masing gereja kepada peserta didik yang mewakili gereja-gereja tersebut
(5 menit)
4.
Guru memberikan waktu kepada peserta didik Expert untuk
mempelajari rangkuman pendapat masing-masing (sekitar 10 menit)
5.
Bersamaan dengan kegiatan no 4, guru mempersilahkan peserta
didik yang bukan expert untuk membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan Euthanasia
6.
Tanya-Jawab, pertanyaan disampaikan oleh peserta didik bukan
expert dan ditujukan kepada gereja yang dia inginkan (15 menit)
7.
Peserta didik diminta mengisi worksheet berisi argument yang
mendukung dan menolak mengenai Euthanasia yang disampaikan dalam tanya jawab
sebelumnya (8 menit) – lihat contoh worksheet
8.
Peserta didik menempelkan worksheet yang sudah terisi
tersebut di atas buku catatannya (2 menit)
9.
Peserta didik dipersilahkan keluar kelas per kelompok sambil
membawa buku PR yang sudah disiapkan di atas meja dekat pintu keluar
10.
Di dalam buku PR
sudah disisipkan worksheet yang harus diisi pendapat keluarga peserta didik
yang bersangkutan mengenai Euthanasia.
C. Kegunaan
1)
Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan peserta
didik pada kegiatan yang harus dilakukannya (focus, tanggungjawab, berfikir
logis, …)
2)
Pembagian kelompok: dipersilahkan kepada peserta didik yang
tertarik menjadi expert, bisa memilih gereja mana yang diminati (keberanian,
tanggungjawab, kerelaan, dinamika kelompok, …)
3)
Statement dalam isi amplop disusun dalam pola kalimat yang
singkat dan jelas menggambarkan pendapat gereja, dibuat seasli mungkin dengan
memuat nama dan logo gereja bersangkutan (keteraturan, berorganisasi,
administrasi, …)
4)
Kelompok peserta didik masing-masing memperhatikan bagian
pendapat gereja yang harus mereka fahami (tanggungjawab, melatih berfikir
kritis, menyimak, …)
5)
Peserta didik yang bukan expert sebagian serius membuat
pertanyaan secara individu, sebagian lain berdiskusi dengan temannya
(tanggungjawab, melatih berfikir kritis, menyimak, melatih keterampilan
menyusun pertanyaan, …
6)
Tanya jawab berlangsung dinamis, serius (dijaga serius oleh
gurunya) tetapi diselingi dengan candaan (toleransi, focus, mandiri, kecerdasan
intelektual, kecerdasan interpersonal, …)
7)
Tertib bertanya tetap terjaga meskipun pertanyaan diajukan
kepada sesama peserta didik (disiplin, mandiri)
8)
Worksheet sudah disiapkan oleh guru (mengatur
perencanaan/guru)
9)
Guru menyiapkan alat perekat (lem) yang cukup banyak,
tersedia dalam kotak khusus, tersimpan di kelas tersebut (mengatur
perencanaan/guru)
10)
Peserta didik keluar kelas tertib per kelompok (ternyata
pembagian kelompok ini dilakukan di awal tahun ajaran, sifat kelompok ini
permanen sampai akhir tahun ajaran, dasar pembentukannya adalah kedekatan
daerah tempat tinggal) (Disiplin, dinamika kelompok, tertib)
11)
PR minggu lalu sudah diperiksa dan PR untuk minggu depan
sudah disiapkan dalam buku PR (Tanggungjawab)
12)
Buku Tugas dan buku PR berbeda, buku tugas dibagikan dan
dikumpulkan di dalam kelas pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran, buku PR
dibawa ke rumah, dikumpulkan minggu depan di awal pelajaran (Tanggungjawab,
administrative)
D. Apa yang guru lakukan
1)
Memberikan penjelasan awal yang singkat, jelas dan
membimbing peserta didik ke arah pembelajaran dimaksud
2)
Memberikan kebebasan dalam pembentukan kelompok expert
3)
Menyiapkan isi amplop berupa statemen masing-masing gereja
dalam hal Euthanasia
4)
Memperhatikan dengan serius proses tanya-jawab, sesekali
mengarahkan kemabli supaya focus bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
5)
Menyiapkan worksheet yang denyeiapkan alat-alat bantu
pembelajaran seperti lem, kertas bor, spidol, dll
6)
Melakukan penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan,
ketertiban)
7)
Berdasarkan hasil penilaian sikap tadi digunakan untuk acuan
mempersilahkan peserta didik keluar kelas
8)
Memeriksa PR
9)
Menempatkan buku PR di atas meja dekat pintu keluar
10)
Memeriksa buku tugas
11)
Membagikan buku tugas di awal pelajaran
12)
Mengumpulkan buku tugas di akhir pelajaran
E. Kegunaan
1)
Tanggungjawab
2)
Disiplin
3)
Focus
4)
Berani
5)
Kritis
6)
Seluruh terlibat dalam proses
7)
Membangun kreativiras,
8)
Kerjasama,
9)
Saling memotivasi,
10)
Pembagian tugas
11)
Meningkatkan rasa ingin tahu
12)
Mandiri
13)
Kerja sungguh-sungguh
14)
Disiplin
15)
Belajar mempertahankan argument
16)
Berfikir logis
17)
Toleran
18)
Melatih keterampilan mengomunikasikan ide,
F. Penggunaan dalam mengajar PAI
Metode pembelajaran sejenis ini bisa
digunakan dalam pembelajaran PAI bab Sejarah Perkembangan Islam (Tiga perbedaan
zaman Turki Usmaniyah, Isfahan Iran dan Mogul India), Prinsip dan praktek
ekonomi Islam (perbedaan strategi antar bank Syariah).
G. Yang dibuat
1)
Statemen masing-masing gereja dan dimasukan dalam amplop
2)
Worksheet yang diperlukan
6.
Metode Snowball
Throwing
A. Deskripsi
Snowball Throwing adalah salah satu
model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran ini dapat digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi
yang sulit kepada siswa. Metode Snowball Throwing juga untuk mengetahui sejauh
mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menguasai materi tersebut.
Pada model pembelajaran Snowball
Throwing siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Dipilih ketua kelompok yang
akan mewakili untuk menerima tugas dari guru. Masing-masing siswa membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain
kemudian siswa menjawab pertanyaan dari bola yang didapatkan.
Snowball Throwing
melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan
menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan
pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah
bola kertas kemudian dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang menerima bola
kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaannya.
B. Tahapan
Tahapan yang dilakukan dalam menerapkan
metode snowball throwing dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Guru
menyampaikan materi yang akan disajikan.
2)
Guru
membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
3)
Masing-masing
ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi
yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)
Kemudian
masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok.
5)
Kemudian
kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama + 15 menit.
6)
Setelah
siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian.
7)
Evaluasi.
8)
Penutup.
C. Kegunaan
Kegunaan atau manfaat yang bisa diambil
dari metode snowball throwing antara lain sebagai berikut:
1)
Kegiatan
melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena
kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan
tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan
melemparkannya pada siswa lain.
2)
Tiap
anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus
menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.
3)
Guru
berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam konteks nyata
dan situasi yang kompleks.
4)
Guru juga
memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan
menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi
alamiah baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan.
D. Keunggulan
1)
Melatih
kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang
diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.
2)
Siswa
lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang
dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat penjelasan dari teman
sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan,
pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi yang didiskusikan dalam
kelompok
3)
Dapat
membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain
maupun guru.
4)
Melatih
siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik.
5)
Merangsang
siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan dalam
pelajaran tersebut.
6)
Dapat
mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada teman maupun guru.
7)
Siswa akan
lebih mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan suatu masalah.
8)
Siswa akan
memahami makna tanggung jawab.
9)
Siswa akan
lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya, bakat
dan intelegensia.
10)
Siswa akan
terus termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.
E. Aktifitas Guru
Aktivitas guru dalam menerapkan metode
ini adalah:
1)
Guru menjelaskan bagaimana proses belajar yang akan
dilakukan.
2)
Guru menjelaskan materi pembelajaran apa yang ingin
dipelajari peserta didik.
3)
Guru membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok.
4)
Guru menjelaskan materi kepada ketua-ketua kelompok.
5)
Guru mengamati kegiatan peserta didik selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
6)
Guru mengevaluasi proses pembelajaran dan materi
pembelajaran peserta didik.
F.
Aktifitas Peserta Didik
Kegiatan peserta didik ketika guru
menggunakan metode ini dalam pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1)
Peserta
didik membentuk kelompok.
2)
Peserta
didik menjelaskan kepada teman-teman tentang materi pembelajaran.
3)
Peserta
didik membahas materi pembelajaran.
4)
Peserta
didik menulis pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
5)
Peserta
didik menjawab pertanyaan dari teman lainnya seputar materi pembelajaran.
G. Apa Yang Terjadi
Dalam proses pembelajaran menggunakan
metode ini, akan terjadi hal-hal sebagai berikut:
1)
Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan siswa pada
kegiatan yang harus dilakukannya
2)
Pembagian kelompok: dengan game kartu, atau dengan membagi
permen, ditunjuk secara acak.
3)
Peserta didik mengelompokkan diri sesuai dengan teknik
pembagian kelompok yang digunakan.
4)
Peserta
didik (ketua kelompok) menjelaskan kepada teman-teman tentang materi
pembelajaran.
5)
Peserta
didik membahas dan mendiskusikan materi pembelajaran dalam kelompok.
6)
Peserta
didik menulis pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran.
7)
Peserta
didik melempar pertanyaan kepada kelompok lain.
8)
Peserta
didik menangkap lemparan bola (kertas yang berisi pertanyaan) dari Peserta didik lain.
9)
Peserta
didik yang menerima lemparan bola harus menjawab pertanyaan yang ada dalam bola
kertas dari teman lainnya.
10)
Kegiatan pada poin 9 diulang-ulang sampai bola salju itu
selesa.
11)
Diakhir pembelajaran ada penguatan dari guru.
7.
Metode Center piece
A. Diskripsi
Centerpiece yaitu pusat perhatian.
Dalam istilah metode pembelajaran, centerpiece yaitu metode pembelajaran yang
mengkondisikan siswa untuk mengeluarkan ide/gagasannya yang berbeda atau
melengkapi ide dari siswa lain dan sebagai wahana untuk mengenal perbedaan
pendapat yang berkembang di lingkungannya.
B.
Kegunaan
1)
Seluruh
anak terlibat dalam diskusi
2)
Anak
memiliki pandangan terbuka terhadap perbedaan
3)
Sangat
cocok dengan tema-tema moral dan keimanan.
4)
Melatih
siswa untuk berpikir kritis dan logis
5)
Melatih
siswa bertangung jawab atas gagasan dan pilihannya.
6)
Melatih
siswa untuk menghargai pendapat.
7)
Memudahkan
untuk mengungkapkan pendapat dengan mereproduksi memori dalam bentuk tertulis.
C. Langkah/tahapan:
1)
Siswa
berkelompok 4 sampai 5 kelompok. Masing-masing siswa mendapatkan satu lembar
kartu/kertas.
2)
Guru
menyiapkan pertanyaan yang merangsang berpikir kritis baik melalui kuis atau
tertulis.
3)
Setiap
siswa menuliskan jawaban di kartu tersebut. Siswa yang selesai menuliskan
jawaban meletakkan kartu tersebut di tengah meja.
4)
Setiap
siswa menukarkan kartu miliknya dg kartu di meja kemudian membacanya lalu
memberikan tanggapan sehingga setiap siswa membaca semua jawaban
teman-temannya.
5)
Guru
meminta konfirmasi siswa dengan ungkapan kunci ‘andaikata’ (what if)…… apa yang
terjeadi?
D. Apa yang terjadi
1)
Hendaklah
disediakan sumber bacaan/belajar yang akan dibahas apabila tidak, siswa akan
menjawab sekenanya.
2)
Guru
menjelaskan aturan main yang harus ditaati oleh siswa.
3)
Tanggapan
yang diberkan hendaklah logis dan kritis, jujur, dan bertanggung jawab.
4)
Guru
memastikan setiap jawaban sudah ditanggapi oleh seluruh anggota dalam kelompok
tersebut sebelum melanjutkan dengan diskusi dan konfirmasi setiap tanggapan.
E. Kiat Sukses
1)
Sebelum
menerapkan strategi centerpiece, siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok
2)
Guru
menyiapkan tema diskusi yang memiliki berbagai kemungkinan jawaban bukan satu
jawaban (jawaban benar/salah, ya/tidak harus diberikan alasan/argumentasi.
3)
Durasi
penerapan strategi centerpiece tidak melebihi 60 menit (1 jam).
4)
Setiap
siswa harus memberikan tanggapan tertulis.
5)
Instruksi
yang sesuai yaitu
6)
Tulis satu
hal yang anda ketahui tentang
-
Keadilan
-
Amal salih
-
ihlas
-
Kejujuran
-
Iman
-
Rasulullah
saw.
-
Takdir
-
dll
1)
variasi
2)
setiap
peserta diberikan kartu yang sudah terdapat pertanyaan yang berbeda dari kartu
lain.
3)
Siswa saling
menukar kartu sampai semua kartu temannya ditanggapi.
4)
Siswa
memberikan tanggapan dengan tanda centang yang berarti setuju dan silang yang
berarti kurang/tidak setuju.
F. Contoh jenis pertanyaan
1)
Kemukakan
pendapatmu tentang keadilan
2)
Kemukakan
pendapatu apakah kita harus jujur dalam keadaan apapun?
3)
Apa yang
anda ketahui tentang amal salih?
4)
Apakah
manusia memiliki kebebasan untuk menentukan takdirnya.
8. METODE INKUIRI (DISCOVERY LEARNING)
A. Deskripsi
Inkuiri berasal dari kata to inquire
yang berarti ikut serta, atau terlibat dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan,
mencari informasi, dan melakukan penyelidikan.
Metode inkuiri adalah suatu cara
menyampaikan pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berfikir ilmiah
di mana peserta didik mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat
kesimpulan dan sebagainya.
Pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi peserta didik untuk membangun
kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan
proses-proses berpikir reflektif.
B. Kegunaan
1)
Metode inkuiri menekankan kepada aktifitas peserta didik
secara maksimal untuk mencari dan menemukan sesuatu.
2)
Menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar
3)
Dalam proses belajarnya guru memperkenankan peserta didik
menemukan sendiri beragam informasi yang dibutuhkan. Sehingga peserta didik
dapat mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan
membuat kesimpulan dan sebagainya
4)
Adanya sumber belajar dan alat belajar yang dibutuhkan baik
berupa : Buku, kitab, koneksi internet dll.
5)
Materi pembelajaran merupakan materi yang bersifat
pendalaman atau analisis.
6)
Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
C. Tahapan
1)
Kegiatan Awal (Pendahuluan) : 15 menit
a.
Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan
berdo’a,
b.
Guru mengelola kelas (mengecek kesiapan,
absensi, tempat duduk, dan perlengkapan lainnya),
c.
Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai,
d.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari,
yakni serta metode pembelajaran yang akan digunakan.
e.
Guru melakukan appersepsi (sejauh mana
peserta didik memahami hubungan pelajaran yang lalu dan atau konsep yang
dimiliki dengan materi yang akan diajarkan)
f.
Guru memberi motivasi peserta didik.
2)
Kegiatan Inti (110 menit)
a.
Pembagian kelompok (Peserta didik membagi diri
menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang dan duduk sesuai dengan
kelompoknya) pembagian kelompok dilakukan secara acak. (5 menit)
b.
Guru membagi materi atau isu (masalah) yang akan dipecahkan
sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik (perumusan masalah)
(5 menit)
c.
Peserta didik (setiap kelompok) menetapkan jawaban sementara
(hipotesis) terhadap isu atau masalah
yang ditugaskan (10 menit)
d.
Peserta didik (setiap kelompok) harus mencari dan menemukan
konsep atau prinsip melalui proses penyelidikan untuk mengumpulkan data. (45
menit)
e.
Peserta didik(setiap kelompok) membuat kesimpulan jawaban
secara tertulis (15 menit)
f.
Peserta didik mempresentasikan hasil temuannya. (30 menit)
g.
Terjadinya proses tanya jawab
h.
Mengaplikasikan kesimpulan atau generalisasi dari konsep
atau data yang ditemukan.
3)
Kegiatan Penutup (10 menit)
a.
Guru memberi umpan balik dan penguatan materi di
akhir pembelajaran.
b. Peserta didik menyimak
penjelasan tentang topik materi pada pembelajaran selanjutnya, serta
tugas yang diberikan guru terkait pembelajaran selanjutnya.
c. Mengajak semua peserta
didik berdo’a untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.
D. Apa yang terjadi
1)
Penjelasan awal guru: singkat, jelas, mengarahkan peserta
didik pada kegiatan yang harus dilakukannya
2)
Pembagian kelompok: ditunjuk secara acak.
3)
Pemberian rangsangan; menjadikan peserta didik mengembangkan
kesadaran tentang ketidaktahuan tentang sesuatu setelah mengamati, membaca,
atau mencoba sesuatu.
4)
Identifikasi masalah; peserta didik menyatakan atau
merumukan masalah dari ketidaktahuan peserta didik untuk menggali hal yang
ingin peserta didik ketahui.
5)
Pengumpulan Data; peserta didik mengeksplorasi dan
mengelaborasi informasi, menghimpun data untuk memecahkan masalah.
6)
Pengolahan data; peserta didik mengolah informasi yang
telah dihimpunnya melalui kegiatan wawancaran, observasi, membaca, dan
selanjutnya dianalisis, diklasifikasi, ditabulasi untuk ditafsirkan.
7)
Verifikasi (Pembuktian); peserta didik mengkonfirmasi
atau memeriksa ulang kebenaran informasi atau data yang diolahnya untuk
membuktikan kebenaran hipotesis. Peserta didik mendapat peluang untuk menemukan
konsep, teori, aturan, dan contoh-contoh.
8)
Tanya jawab berlangsung dinamis, serius (dijaga serius oleh
gurunya) tetapi diselingi dengan candaan
9)
Tertib bertanya tetap terjaga meskipun pertanyaan diajukan
kepada sesama peserta didik
10)
Generalisisi (menarik Kesimpulan); peserta didik menarik
kesimpulan yang dapat dijadikan prisip umum
11)
Ketika diskusi kelompok peserta didik bergairah untuk
mencari informasi dan semangat mempertahankan argumentasi.
12)
Waktu presentasi dan konfirmasi dan koreksi terjadi
perdebatan sengit tetapi tetap dengan kendali guru.
13)
Diakhir pembelajaran ada penguatan dari guru.
E. Apa yang guru lakukan
1)
Memberikan penjelasan awal yang singkat, jelas dan
membimbing peserta didik ke arah pembelajaran dimaksud
2)
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan data.
3)
Memperhatikan dengan serius proses tanya-jawab, sesekali
mengarahkan kembali supaya focus bila tanya-jawab akan melenceng dari materi
4)
Menyiapkan sumber belajar dan alat yang diperlukan selama
pembelajaran.
5)
Melakukan penilaian sikap selama pembelajaran (keaktifan,
ketertiban)
6) Guru berkeliling mengamati
kerjasama peserta didik dalam mengerjakan tugas.
7) Menilai kerjasamanya,
tanggung jawabnya, kedisiplinannya, keaktifannya, mendominasi atau tidak dsb)
8) Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.
9)
Memiliki kemampuan sebagai perencana (program pengajaran,
pelaksanaan, evaluasi, dan kegiatan lainnya).
10)
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan rencana itu dengan
baik.
11)
Mempunyai kemampuan sebagai penanya (guru harus sudah
mempersiapkannya).
12)
Guru mempunyai kemampuan sebagai manager.
13)
Mampu memberikan pujian dan motivasi belajar.
14)
Mempunyai kemampuan sebagai penguji kebenaran daripada
sistem nilai.
F. Kegunaan penerapan metode inkuiri
1)
Mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan masalah dan
keterampilan intelektual peserta didik.
2)
Dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan bertahan
dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan peserta didik.
3)
Dengan
menggunakan strategi penemuan, peserta didik belajar menguasai salah satu
metode ilmiah yang akan dikembangkannya sendiri.
4)
Dengan
metode inkuiri ini peserta didik belajar berpikir analisis menghadapi dan
memecahkan permasalahannya sendiri. Selanjutnya kebiasaan ini akan ditransfer
dalam kehidupan bermasyarakat.
5)
Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan kognitif
secara mandiri.
6)
Memperoleh pengalaman bagaimana caranya belajar.
7)
Menguatkan konsep diri dengan mengembangkan rasa percaya diri.
8)
Mendorong pertumbuhan keterampilan berpikir kritis dan logis
serta rasa ingin tahu.
9)
Meningkatkan
kemampuan berpikir intuitif dan belajar mempertahankan argument
10)
Meningkatkan penghargaan kepada peserta didik untuk lebih
mandiri.
11)
Mengembangkan potensi diri secara optimal.
a.
Tumbuhnya sikap berani, disiplin dan tanggungjawab
12)
Terbentuknya
kerjasama, pembagian tugas dan saling memotivasi dan kerja sungguh-sungguh.
G. Penggunaan dalam mengajar PAI
Metode pembelajaran Inkuiri ini bisa
digunakan dalam pembelajaran PAI pada KD-KD untuk menganalisis baik dalam aspek Akidah, Al Qur’an, Fiqih,
Akhlak maupun Tarikh
H. Strategi pelaksanaan metode inkuiri
1)
Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pelajaran guru guru harus
memahami sejauh mana peserta didik memiliki persepsi terhadap materi tersebut.
Kemudian guru dan peserta didik bersama-sama membandingkan persepsi dengan
berbagai pendapat atau teori yang sudah ada.
2)
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca
atau menjawab pertanyaan serta pekerjaan rumah.
3)
Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin
membingungkan peserta didik.
4)
Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka
pelajari agar dapat dipahami.
5)
Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan
ilustrasi terhadap data yang telah disajikan.
6)
Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi
tersebut.
7)
Merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
9. TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)
A.
Deskripsi:
TGT adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada pertandingan permainan
kelompok. Teori ini dikembangkan
oleh Slavin
B.
Tahapan
1)
Penyajian kelas
Pengelolaan kelas meliputi:
pengkondisian tempat duduk, dan penyampaian tujuan.
2)
Kelompok (team)
Pembentukan kelompok
terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen.
3)
Game
Game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang di dapat
siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab
benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
siswa untuk turnamen mingguan.
4)
Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan
pada akhir pertemuan atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi
kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru
membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya
dikelompokkan dalam satu meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan
seterusnya.
5)
Team Recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang
menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila
rata-rata skor memenuhi criteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super
Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata
mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
C.
Kegunaan
1)
Lebih
meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas
2)
Mengedepankan
penerimaan terhadap perbedaan individu
3)
Dengan
waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam
4)
Proses
belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa
5)
Mendidik
siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain
6)
Motivasi
belajar lebih tinggi
7)
Hasil
belajar lebih baik
8)
Meningkatkan
kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
D.
Contoh
Materi :
·
Hukum
Islam
·
Sejarah
Islam di Makkah dan Madinah
·
Ekonomi
syariah
·
Sejarah
Islam klasik dan modern
·
Mawaris
·
Nikah
·
Sejarah
Islam dunia dan Indonesia
E.
Kiat Sukses
1)
Guru
mempersiapkan startegi permaninan
2)
Dibuat
tata tertib permainan
3)
Pembelajaran
dapat in door atau out door
4)
Kondisikan
kelas dalam turnamen tidal menggangu kelas lain, yang biasa di timbulkan oleh
kegaduhan suara
5)
Buatkan
yel yel atas nama kelompok masing masing
6)
Gurum
memotivasi kepada siswa agar bermain jujur
7)
Lakukan
dengan pembelajaran 5 m, untuk melakukan kerjasama dan motivasi
8)
Disediakan
alat pembelajaran dan materi secara sederhana mudah dipahami
9)
Buatkan alat penilaian,guru
amati masing-masing siswa.
10. MARKET PLACE (MP)/ BELANJA MATERI
A.
Deskripsi
Market Place merupakan metode
pembelajaran berupa kegiatan pasar, dimana sisw dapat melakaukan aktivitas jual
beli informasi. Terdapat kelompok siswa pemilik informasi untuk dijual kepada
kelompok lain dan kelompok siswa yang membeli informasi. Informasi yang diperjualbelikan
adalah materi yang dipelajari pada hari itu.
B.
Tahapan
1)
Setiap kelompok mempersiapkan barang yang akan dijual
(pokok/sub pokok adalah hasil pembagian guru, masing-masing kelompok berbeda
kontennya), Pada tahap ini siswa mengamati, menanya dan mengeksplorasi
pokok/sub pokok bahasan melalui refferensi yang akurat antar sesama kelompok.
Satu konten lebih dari satu referensi.
2)
Barang yang dijual harus menarik (bisa menggunkan mind map,
peta konsep, desain gambar dll). Siswa mengasosiasi dan mengomunikasikan hasil
eksplornya melalui produk seperti mind map, peta konsep, desain gambar dll.
3)
Setiap kelompok dibagi menjadi dua bagian (kelompok penjual
dan kelompok pembeli) Kelompok penjual menjelaskan kehebatan produknya secara
detail. Kelompok pembeli menilai atau mendengarkan penjelasan dan mencatatnya
4)
Pembeli akan berkunjung ke stan penjual (diberi kesempatan
5-6 menit) Pembeli mengunjungi penjual dan mencatat apa yang dijelaskan
penjual, ini harus dicatat karena pembeli ini harus menjelaskan kepada penjual
di kelompoknya.
5)
Pembeli menyampaikan laporan hasil kunjungannya kepada
kelompoknya Pembeli menjelaskan hasil kunjungan kepada penjual dikelompoknya.
Pembeli dan penjual menilai mana kelompok terbaik pada saat kunjungan dan
dikunjungi.
6)
refleksi
C.
Kegunaan
1)
Siswa
merasa bertanggung jawab untuk mencari
informasi secara individual
2)
Belajar
memberanikan diri untuk mempromosikan hasil kajiannya
3)
Belajar
mendengarkan orang lain yang sedang
berbicara
D.
Contoh
Model ini lebih tetap untuk
materi-materi yang sifatnya inquiry antara lain
Aqidah, akhlak, fiqh, dan sejarah Islam
E.
Kiat Sukses
Siswa dibiasakan untuk membaca
topik-topik dengan berbagai macam referensi
Diusahakan
dalam membuat iklan dengan model-model yang menarik, seperti mind map, gambar.
11. PROJECT BASED LEARNING (PBL)
A.
Deskripsi
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project
Based Learning) adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis,
dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar
B. Tahapan
1)
Pendahuluan Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek
2)
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential
Question).
Pembelajaran dimulai dengan
pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta
didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas
dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha
agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
3)
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the
Project).
Perencanaan projeck dan
monitoring dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas
yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan
bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
4)
Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan
proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik
agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta
didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
5)
Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the
Students and the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab
untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan
proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada
setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang
dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
6)
Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu
pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi
kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
7)
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses
pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
C. Kegunaan
1)
siswa
menjadi pebelajar aktif;
2)
pembelajaran menjadi lebih interaktif atau
multiarah;
3)
pembelajaran
menjadi student centred);
4)
guru
berperan sebagai fasilitator;
5)
mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
6)
memberikan
kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas
sehingga melatih mereka menjadi mandiri;
7)
dapat
memberikan pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam kepada
siswa; dsb.
D. Contoh
· Materi wakaf,
a)
Mengaplikasikan hasil belajar wakaf lewat
tindakan.
b)
Melakukan interaksi sosial dengan wawancara, survey, observasi,dan
dokumentasi).
E. Kiat Sukses
1)
Peran Guru
a)
Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
b)
Membuat strategi pembelajaran Pj PL.
c)
Memprediksi interaksi yang akan terjadi antara
guru dan siswa.
d)
Mengamati keunikan siswa.
e)
Menilai siswa dengan cara transparan dan
berbagai macam penilaian.
f)
Membuat portofolio pekerjaan siswa.
g)
Meneliti tiap tahapan siswa
2)
Peran Peserta Didik
a)
Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.
b)
Melakukan riset sederhana.
c)
Mempelajari ide dan konsep baru.
d)
Belajar mengatur waktu dengan baik.
e)
Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok.
f)
Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan.
g)
Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey,
observasi, dll).
12.
Information
Search/Berburu Informasi
A. Deskripsi
Suatu cara yang digunakan oleh guru
dengan maksud meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan baik oleh guru maupun dari peserta didik sendiri. Kemudian mencari
informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan informasi yang akurat.
B. Tahapan
1) Pembagian kelompok (4-5
orang).
2) Guru membagikan pertanyaan – pertanyaan
kepada kelompok siswa untuk dicari jawabannya.
3) Peserta didik dalam kelompokmencari
informasi di buku teks dan sumber belajar lain seperti Handout, Dokumen,
Informasi dari internet, Perangkat keras (CD/DVD, dan alat-alat lain).
4) Tiap Kelompokmenyusun jawaban yang
sudah didapatkan dari referensi.
5) Jawaban tiap kelompok didiskusikan.
6) Setiap peserta didik membuat kesimpulan
hasil diskusi semua kelompok.
7)
Kegunaan
8)
Membiasakan peserta didik untuk membaca secara cermat.
9)
Melatihberpikir kritis.
10)
Membantu menghidupkan materi yang membosankanmenjadi lebih
menarik.
C. Contoh
Mengajarkan materi tentang keimanan,
al-Qur’an, dan sejarah
1) Bisa dicoba dengan menggali informasi dari software2
Islam seperti Al-Kalam, Al-Qur’an digital, Hadits Digital, dll
2) Buatlah pertanyaan yang
dapat mendorong peserta didik untuk menjawabnya dengan cara menyimpulkan sumber
informasi yangtersedia.
D. Kiat Sukses
Selain mencari jawaban pertanyaan,
peserta didik bisa juga diberitugas seperti pemecahan masalah atau tugas dimana
peserta didik harusmencocokan atau merangkai kata-kata yang menyimpulkan point-pointdari
sumber bacaan.
13. STICKNAME
A. Deskripsi
Menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan
banyak melibatkan peserta didik secara merata baik secara lisan maupun tulisan
dengan berpatokan kepada stick yang bertuliskan nama masing-masing peserta
didik
B. Tahapan
1)
Pembukaan pelajaran dengan berdoa
Menyiapkan doa yang akan dibaca dalam bentuk
lembar kertas atau tayangan Salah satu peserta didik memimpin doa yang
diikuti semua
2)
Absen kesiapan peserta didik
Menanyakan
kesiapan peserta didik mengikuti pelajaran dengan menggunakan stickname sebagai
alat penunjukannya Menjawab
sesuai yang difahami atau yang dibaca
3)
Pengantar Materi Pelajaran
- Telah menyiapkan bahan materi dengan media atau tidak
- menyampaikan materi Memperhatikan
materi yang disampaikan guru
4)
Tanggapan peserta didik secara lisan =memperhatikan
tanggapan peserta didik
- mencatat poin-poin penting di papan tulis
- mengontrol jalannya tanggapan agar tidak terfokus pada satu
dua anak saja dengan menggunakan stickname Menanggapi
apa yang difahami dari pengantar guru
5)
Catatan poin-poin penting guru atas tanggapan peserta didik
menguraikan lebih lanjut berkaitan dengan
catatan poin-poin penting dari peserta didik Memperhatikan
uraian atau tanggapan guru
6)
Tanggapan balik dari guru =
Memfokuskan kembali diskusi yang telah
dilakukan kepada topic pembahasan Mengasosiakan
apa yang difahami dengan uraian guru
7)
Peserta didik menulis berdasarkan instruksi guru =
Menyiapkan intruksi-instruksi yang akan
dikerjakan peserta didik secara tertulis Melaksanakan
instruksi guru secara tertulis
8)
Guru memberi penguatan materi =
-
Menyiapkan alat/media yang dibutuhkan untuk penguatan materi
-
Menyampaikan penguatan materi -
-
Mencermati penguatan yang diberikan oleh guru
-
Menyimpulkan dari apa yang difahami dari proses KBM dari
awal sampai akhir
C. Kegunaan
1)
melatih kepercayaan diri
2)
membiasakan anak berdoa
3)
Anak terbiasa siap mengikuti pelajaran
4)
Kelas segera terfokus pada pelajaran
5)
Mengontrol keaktifan peserta didik
6)
menghargai orang lain dengan memperhatikan apa yang disampaikan
guru
7)
Mencontoh menggunakan media untuk memudahkan suatu pekerjaan
8)
tumbuh berani menyampaikan argumentasi atau pendapat
berkaitan dengan materi pelajaran
9)
saling menghargai pendapat orang lain
10)
disiplin mengikuti aturan KBM
11)
cermat atas apa didengar
12)
menghargai pendapat sendiri
13)
tidak ada pendapat yang sia-sia
14)
Menyadari bahwa apa yang telah didiskusikan bersama akan
memberikan sesuatu yang penting untuk kemajuan kelas
15)
Setiap yang terlibat dalam KBM pasti memberikan kontribusi
bagi kemajuan kelas
16)
Membiasakan peserta didik untuk senantiasa menulis apa yang
telah dipelajari
17)
Menumbuhkan kesadaran pentingnya menulis untuk meningkatkan
pemahaman dan penghayatan suatu ilmu
18)
Memperkuat pemahaman peserta didik
19)
Melatih peserta didik untuk senantiasa mengulang apa yang
telah dipelajari
D. Contoh
Lembar doa
1)
Dari materi pelajaran yang kita pelajari di pertemuan
kemaren, adakah yang berkaitan dengan materi sekarang yaitu”iman kepada
malaikat
2)
Apa yang anda ketahui dari materi iman kepada malaikat
3)
Menggunakan power point
Poin-poin penting ditulis di papan tulis
1)
Peserta didik diminta untuk mencatat apa yang telah
disampaikan
2)
Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan
3)
Peserta didik diminta untuk meringkas
4)
dll
Pemimpin berdoa diatur secara bergilir kalau peserta didik belum
benar-benar berani
- Peserta
didik selalu diingatkan untuk membaca
- Memberikan
tanda pada stickname bagi anak2 yang belum berani menyampaikan pendapatnya
Bahan materi dan alat harus disiapkan
jauh-jauh hari
Diusahakan mencatat hal-hal penting dari
semua peserta didik
Mengapresiasi yang disampaikan oleh peserta
didik
diusahakan lebih dekat dengan peserta didik secara individu
14. QUESTION STUDENT HAVE
A.
Deskripsi
Strategi Questions Student Have ini
digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan peserta didik sebagai
dasar untuk mengoptimalkan potensi yang mereka miliki. Strategi ini menggunakan
sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi peserta didik melalui tulisan. Hal
ini sangat baik digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan
pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
B.
Langkah-langkah
a.
Sebelum pembelajaran dimulai terlebih dahulu dilakukan setting kelas dengan membagi kelompok (4-5 orang anggota).
b.
Mengadakan pre tes sebelum pembelajaran dimulai, terkait dengan KD yang akan diajarkan.
c.
Memberi penjelasan secara singkat tentang strategi dan tatacara Questions Student Have yang akan diterapkan
d.
Peserta didik diberi waktu 20 menit untuk membaca materi pembelajaran pada buku panduan atau sumber belajar yang
telah disiapkan.
e.
Selanjutnya peserta didik diminta untuk menuliskan pertanyaan dari materi yang
belum dipahami dengan diberi waktu 5 menit pada belangko lembar pertanyaan yang telah disiapkan.
f.
Melalui aba-aba guru,
masing-masing diminta untuk memberikan pertanyaan yang telah ditulis kepada teman dalam kelompoknya searah jarum jam untuk dibaca selanjutnya diberi tanda centang ( Ö ) jika pertanyaan tersebut juga ingin ditanyakan dan jika tidak diminta memberi tanda strip ( - ), diputar hingga blangko tersebut kembali kepada pemiliknya.
g.
Pemilik lembar pertanyaan diminta menghitung tanda
centang yang ada pada blangkonya dan dihitung jumlah tanda
centang yang diperoleh di samping kanan pertanyaan.
h.
Pertanyaan yang paling banyak mendapat tanda
centang mendapat prioritas utama untuk dijawab. Cara yang dilakukan adalah
peserta didik diminta mengacungkan tangan apabila guru menyebutkan
jumlah-jumlah tertentu kemudian
membacakan pertanyaannya.
i.
Peserta didik lain diminta mengidentifikasi
kemungkinan ada pertanyaan yang sama dari yang dibacakan.
j.
Setelah pertanyaan dibacakan, maka kesempatan
menjawab pertama diberikan kepada peserta didik yang tidak memberi tanda
centang pada pertanyaan.
k.
Semua kertas pertanyaan dikumpulkan, karena
kemungkinan ada pertanyaan yang perlu dijawab pada pertemuan berikutnya,
sekaligus untuk direkapitulasi dan diidentifikasi serta dihitung kuantitas dan
kualitas pertanyaan masing-masing peserta didik.
l.
Setelah selesai semua proses penerapan strategi
pembelajaran dengan Questions Student Have, maka peserta didik diberi
penilain pos tes untuk dua aspek, yaitu kognitif dan afektif.
m.
Untuk aspek kognitif, peserta diberi tugas untuk
mengerjakan soal-soal post test yang telah disiapkan.
n.
Sedangkan penilain afektif, peserta didik diminta
menilai teman satu bangku tentang perilaku pelaksanaan shalat sunnah berjamaah dan munfarid selama satu minggu
ke belakang dengan cara
memberi tanda centang pada kolom yang tersedia terhadap pernyataan yang telah
dibuat.
C.
KEGUNAAN
1.
Menggali informasi sebanyak-banyaknya secara kritis
2.
Mengecek pemahaman peserta didik
3.
Membangkitkan respon dan rasa ingin tahu
4.
Mengetahui sejauh mana keingintahuan peserta didik
5.
Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik
6.
Menfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang di
kehendaki
7.
Untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan
8.
Untuk menyegarkan kembali pengetahuan yang telah lalu
9.
Belajar menyusun kalimat untuk bertanya
10.
Melatih untuk berdisiplin, menumbuhkan rasa, bertanggung
jawab dan menghargai.
D.
CONTOH
PENERAPAN PADA MATERI
1.
Materi sejarah
-
2.
Materi akhlak
-
3.
Materi aqidah
-
E.
Kiat Sukses
1.
Metode ini dapat digunakan
dalam kelas yang siswanya masing-masing memiliki buku teks.
2.
Metode ini cocok digunakan
pada kelas yang jumlah siswanya besar
3.
Metode ini sangat cocok
pada kelas yang siswanya kurang aktif bertanya secara lisan
4.
Sebaiknya metode ini tidak
di gunakan pada kelas yang siswanya sudah aktif bertanya secara lisan
15. PEMBELAJARAN DENGAN MODEL GRUP INVESTIGASI
A. Deskripsi
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk
mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui
bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat
mencari melalui internet.
B. Langkah-langkah
1)
Tahap I : Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam
kelompok
Guru memberikan kesempatan
bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok
dibentuk berdasarkan heterogenitas.
2)
Tahap II : Merencanakan tugas.
Kelompok akan membagi sub
topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang
akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
3)
Tahap III : Membuat penyelidikan.
Siswa mengumpulkan,
menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan
bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
4)
Tahap IV : Mempersiapkan tugas akhir.
Setiap kelompok
mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
5)
Tahap V :Mempresentasikan tugas akhir.
Siswa mempresentasikan
hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
6)
Tahap VI
Soal ulangan mencakup
seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
C. Contoh
1.
Brainstorming tentang syarat seorang investigator yang baik,
setiap siswa menuliskan lima syarat pada bukunya masing-masing dalam waktu dua
menit.
2.
Setiap siswa menuliskan satu syarat di papan tulis secara
bergiliran.
3.
Pembagian kelompok 5 orang per kelompok yang heterogen. Nama
anggota kelompok sudah ditentukan oleh guru.
4.
Guru menyampaikan topik yang akan diinvestigasi yakni
“Perilaku Tindak Kekerasan” topik terdiri dari kekerasan di rumah, kekerasan di
sekolah dan kekerasan di masyarakat. Setiap topik diinvestigasi oleh dua
kelompok.
5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan
kontribusi tentang apa yang akan mereka selidiki, misalnya contoh perilakunya,
penyebab terjadinya, cara menghindarinya, cara menanggulanginya, faktanya apa
(berupa foto,berita koran,majalah,tayangan tv ,dll.)
6.
Ketua kelompok mengambil undian topik yang sudah disediakan.
Kemudian membagi sub topic kepada seluruh anggota.
7.
Setiap kelompok berdiskusi di kelompoknya untuk membuat
perencanaan dari topik yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang
akan dipakai.
8.
Setiap siswa di setiap kelompok mengumpukan, menganalisis
dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian
mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok. Hasil
pekerjaan setiap anggota kelompok dimasukan ke dalam lembar kerja yang telah
disediakan.
9.
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas.
10.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya secara
bergiliran di depan kelas yang diwakili oleh salah seorang juru bicaranya
dengan membawa bahan presentasi yang sudah disiapkan. Kelompok yang lain
mengikuti dan memberikan tanggapan.
D. Ciri-Ciri Model Group
Investigation
Model pembelajaran Group
Investigation merupakan model yang sulit diterapkan dalam pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:
- Pembelajaran kooperatif dengan
metode Group
Investigationberpusat pada siswa, guru hanya bertindak sebagai
fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.
- pembelajaran yang dilakukan
membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam
kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok
memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi
dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan
yang dihadapi kelompok.
- pembelajaran kooperatif dengan
metode Group
Investigationsiswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas
saling terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik
tersebut.
- adanya motivasi yang mendorong
siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
- pembelajaran kooperatif dengan
metode Group
Investigationsuasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama
kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk
memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi
dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
E.
Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya
atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga mempunyai
kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan
pembelajaran model group investigation:
- Pembelajaran dengan kooperatif
model Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa.
- Penerapan metode pembelajaran
kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
- Pembelajaran yang dilakukan
membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam
kelompok tanpa memandang latar belakang.
- Model pembelajaran group
investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
- Memotivasi dan mendorong
siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.
Kelemahan
pembelajaran dengan model group investigation:
Model pembelajaran group
investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk
dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.
16. PROBLEM BASED LEARNING (BERFIKIR KRITIS)
A. Deskripsi
Pembelajaran
berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan
nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan dan sekaligus
mengembangkan kemampuan berfikir kritis. Masalah diberikan kepada peserta
didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang harus dipecahkan. Masalah bisa disajikan dalam bentuk
gambar, tulisan, film pendek atau power
point.
B. Tahapan
1)
Pembagian kelompok (4-5 orang)
2)
Instruksi guru sangat jelas apa yang harus dilakukan siswa
dan apa yang harus dilakukan guru
3)
Membagikan materi dan
melakukan penelaahan terhadap masalah-masalah yang akan dipecahkan.
4)
Mengklarifikasi kesulitan yang diangkat dari masalah.
5)
Peserta didik diajak menjawab pertanyaan tentang ”apa yang
perlu kita ketahui tentang masalah yang kita hadapi? setelah melakukan diskusi
dan konsultasi
6)
Menyusun rencana tindakan yang didasarkan pada hasil temuan
mereka
7)
Belanja informasi
8)
Peserta didik menyampaikan pengetahuan hasil pemecahan
masalah (tulisan, gambar dll)
9)
Penguatan oleh guru
C. Waktu : 3 x 45 menit
D. Kegunaan
1)
Pengelompokan secara heterogen ras, suku, golongan dan
kecerdasan sehingga bisa mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
2)
Membantu peserta didik dalam memperoleh berbagai pengalaman
dalam mengubah tingkah laku karena tidak hanya menguasai pengetahuan tetapi
juga sikap sesuai dengan isi proses pembelajaran tersebut.
3)
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kemampuan
memecahkan masalah sehingga peserta didik aktif dalam membangun pengetahuannya
sendiri dan bias mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari.
E. Contoh
Lembar kerja permasalahan wakaf
yang harus diselesaikan.
0 komentar:
Posting Komentar