Minggu, 09 Oktober 2022

Koneksi antar Materi Modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi Akademik)

Informasi Halaman :
Author : Samsul Bahri, berdomisili di Aceh Tamiang - Indonesia.
Judul Artikel : Koneksi antar Materi Modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi Akademik)
URL : http://samsul-samba.blogspot.com/2022/10/koneksi-antar-materi-modul-23-coaching.html
Bila berniat mencopy-paste artikel ini, mohon sertakan link sumbernya. ...Selamat membaca.!


Coaching adalah kemitraan antara coach dan coachee dengan mengantarkan seseorang dari situasi saat ini ke situasi ideal yang diinginkan di masa depan. Proses coaching dilakukan dengan menggali potensi yang dimiliki coachee melalui pertanyaan berbobot yang diajukan coach. Pada proses coaching ini, coachee lebih tau tentang masalahnya dibandingan dengan coach, jadi melalui proses coaching seorang coachee akan menjadi lebih tahu, lebih sadar dibandingkan kondisi sebelumnya.

Pada proses coaching sangat diperlukan keterampilan asking dari coach dalam rangka menggali, dan menuntun coachee untuk menemukan solusi dari masalahnya, melaksakan dan merasakan dampaknya sendiri. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.

3 Prinsip Coaching :

  1. Kemitraan (membangun kesetaraan antara coach dan coachee, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah di antara keduanya. Kesetaraan dapat dibangun dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri kita dan rendah hati.
  2. Proses kreatif (memicu proses berpikir coachee, memetakan dan menggali situasi coachee untuk menghasilkan ide-ide baru).
  3. Memaksimalkan potensi dan memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan suatu rencana tindak lanjut yang diputuskan dan kesimpulan yang dinyatakan oleh coachee.

4 paradigma berpikir coaching :

  1. Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan
  2. Bersikap terbuka dan ingin tahu
  3. Memiliki kesadaran diri yang kuat
  4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Coaching dengan Alur TIRTA

TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika diibaratkan murid sebagai air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. Anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Cara guru menyingkirikan sumbatan tersebut adalah melalui Coaching.

TIRTA kepanjangan dari

T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab

 Tujuan Umum (biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee) Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:
 
Apa rencana pertemuan ini?
Apa tujuannya?
Apa tujuan dari pertemuan ini?
Apa definisi tujuan akhir yang diketahui?
Apakah ukuran keberhasilan pertemuan ini?
 
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.
 
Identifikasi
Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:
Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang
Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?
Apa kekuatan kamu dalam mencapai tujuan
Peluang/kemungkinan apa yang bisa kamu ambil?
Apa hambatan atau gangguan yang dapat menghalangi kamu dalam meraih tujuan?
Apa solusinya?
 
Rencana Aksi
Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
Adakah prioritas?
Apa strategi untuk itu?
Bagaimana jangka waktunya?
Apa ukuran keberhasilan rencana aksi kamu?
Bagaimana cara kamu mengantisipasi gangguan?
 
TAnggung jawab
Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi
Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?
Bagaimana dengan tindak lanjut dari sesi coaching ini?

Kompetensi inti coaching :

  1. Kehadiran Penuh/Presence
  2. Mendengarkan Aktif
  3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot
  4. Mendengarkan dengan RASA

Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2 yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi?

Sebagai seorang coach di sekolah, saya berupaya menggali potensi dan menuntun murid saya memperbaiki lakunya, karena sebagai ciach saya wajib menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Guru (coach) memberikan ruang kebebasan untuk murid dalam menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada  agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya.

Kaitan proses coaching dengan pembelajaran diferensiasi (modul 2.1)

Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran berdasarkan kebutuhan murid (kesiapan belajar murid, minat murid dan profil belajar murid). melalui proses coaching yang dilakukan oleh guru (coach) dengan murid (coachee) maka guru dapat melaluikan identifikasi kebutuhan  belajar murid yang akan dijadikan sebagai dasar proses pelaksanaan pembelajaran sehingga akan mengembangkan minat, bakat dan potensi yang ada didalam diri, dengan demikian akan terwuduj pembelajar yang merdeka yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Kaitan proses coaching dengan pembelajaran sosial emosional (modul 2.2)

Pembelajaran sosial emosional adalah pembelajaran tentang pengendalian emosi dalam diri yang meliputi kesadaran diri, manajemen diri, pengambilang keputusan yang bertanggung jawab, kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. PSE sangat mendukung proses coaching, sementara proses coaching sangat diperlukan pemahaman tentang PSE. Karena melalui PSE maka baik coach dan coache akan saling menghargai sehingga dapat hadir sepenuhnya dalam proses coaching (presence), mendengarkan dengan rasa, ada rasa ingin tahu dari coach dan menimbulkan empati.  

Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin  pembelajaran?

Coaching menjadi salah satu sarana untuk memastikan bahwa supervisi akademik yang dijalankan benar berfokus pada proses pembelajaran yang berpihak pada murid, melalui coaching juga bertujuan untuk pengembangan kompetensi diri pendidik. Rangkaian supervisi akademik ini digunakan kepala sekolah untuk mendorong ruang perbaikan dan pengembangan diri guru di sekolahnya. Karena melalui proses coaching ini adalah kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya.


Terima kasih atas kunjungannnya, komentar Anda sangat bermanfaat bagi kemajuan Informasi di Blog ini. Untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di http://samsul-samba.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar