Minggu lalu (23/1/2015), Mendikbud Anies Baswedan melakukan press conference tentang Ujian Nasional. Beliau mengumumkan bahwa mulai tahun 2015 akan ada perubahan mengenai Ujian Nasional (UN).
Mulai tahun 2015, nilai UN tidak menjadi syarat kelulusan. Kelulusan siswa sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Selain itu, rancangan Surat Keterangan Hasil UN mulai tahun 2015 akan lebih deskriptif. Itulah pokok keputusan untuk tahun ini.
Mengapa masih ada Ujian Nasional (UN)?
Menurut Mendikbud, karena hasil UN tetap digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
- pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan
- dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya
- pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan;
***
Jadwal Ujian Nasional (UN) 2015
Tanggal pelaksanaan Ujian Nasional (UN) untuk tahun 2015 adalah:
- UN SMA/sederajat: 13-15 April 2015
- Pengumuman hasil UN SMA: 18 Mei 2015
- UN SMP/sederajat: 4-6 Mei 2015
- Pengumuman hasil UN SMP: 10 Juni 2015
***
Peta jalan Perubahan UN

Kebijakan UN tahun 2015 adalah kebijakan antara. Mulai tahun 2016 dan seterusnya, kebijakan UN akan lebih ditujukan menjadi alat pemetaan/diagnostik dan sarana mendorong pembelajaran yang berkualitas dan berintegritas.
Mulai tahun 2016, UN akan dilaksanakan awal semester akhir. Setelah hasil UN diperoleh , siswa dapat memperbaiki diri dan melakukan ujian ulang.
Sebagai alat pemetaan dan pendorong kualitas, Kemendikbud memvisikan UN berbasis komputer (computer based testing, CBT) dan pembentukan testing center di daerah-daerah dengan jadwal pelaksanan ujian yang lebih fleksibel.
Menurut rencana, pada tahun 2015 akan dilakukan perintisan Ujian Nasional CBT dengan target beberapa sekolah pada setiap jenjang di setiap propinsi. Pada tahun-tahun berikutnya CBT akan dilakukan dengan cakupan luas di 34 propinsi pada jenjang: SMP/MTs, SMA/MA, SMK, Paket B dan C.
***
Jalur Pendidikan Informal & Nonformal
Sebagai praktisi homeschooling (informal), aku berharap UN berbasis CBT dan pembentukan testing center benar-benar direalisasikan dan diterapkan untuk Ujian Kesetaraan. Mudah-mudahan dengan model CBT dan ujian melalui testing center, beberapa permasalahan ujian kesetaraan seperti kendala ketersediaan ujian dan kerumitan prosedur bisa diatasi. Juga, kualitas Ujian Kesetaraan bisa ditingkatkan sehingga kredibilitas Ijazah Kesetaraan menjadi lebih baik.
Harapanku untuk pemerintah, uji coba dan piloting Testing Center tak hanya ada di satuan pendidikan formal (sekolah), tapi juga melibatkan satuan pendidikan nonformal yang mengadakan Ujian Kesetaraan.
0 komentar:
Posting Komentar